A. Mengenal Vitamin C
Gb. Struktur Kimia Vitamin C |
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal
berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
Vitamin C termasuk
golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Radikal
bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut
menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau
sel lain. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan
faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi
dalam makanan dan polutan lain (wikipedia).
Beberapa karakteristik dan sifat-sifat dari vitamin C antara lain:
- Vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak
- Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim oksidator, serta logam (tembaga dan besi), namun proses oksidasi dapat terhambat jika vitamin C dalam keadaan asam atau berada pada susu rendah
- Vitamin C mudah diserap dengan cepat dalam tubuh.
Vitamin C adalah salah satu
vitamin yang sangat diperlukan tubuh kita penting dalam membentuk kolagen,
serat, struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi
dan juga untuk membentuk jaringan bekas luka. Vitamin C juga berperan dalam
meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh menyerap zat
besi (Food.info.net).
Begitu pentingnya vitamin C bagi manusia maka kecukupan
gizi vitamin C harus terpenuhi tiap harinya. Vitamin C umumnya banyak sekali terdapat
dalam bahan makanan, misalnya buah dan sayur. Namun di dalam tubuh kita sudah
terdapat cadangan vitamin C tersebut, vitamin tersebut terletak dalam kelenjar
adrenalin, kelenjar tumys dan lainnya. Jumlah cadangan vitamin C
tersebutbergantung pada jumlah vitamin C yang terdapat dalam makanan yang
dikonsumsinya sehari-hari.
B. Fungsi dan Peran Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C berperan
membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Vitamin C juga bekerja
sebagai antioksidan. Perusahaan kadang-kadang menambahkan vitamin C pada produk
makanannya untuk menjaga kandungan bahan tertentu. Vitamin C juga penting untuk
membentuk kolagen, serat, struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk
pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk membentuk jaringan bekas luka. Vitamin
C juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh
menyerap zat besi.
Kebutuhan Vitamin C setiap hari sangat berfluktuasi,
tergantung kondisi tubuh. Apabila kekebalan tubuh sedang rendah, kolesterol cenderung
tinggi, maka diperlukan Vitamin C dosis tinggi untuk mengatasi masalah
tersebut. Tubuh kita yang akan mengatur berapa kebutuhan Vitamin C saat itu.
Vitamin C memiliki peran dalam
metabolisme kolesterol dengan meningkatkan laju pembuangan kolesterol yang
dibuang dalam bentuk asam empedu (produk akhir kolesterol), meningkatkan kadar
HDL (kolesterol yang ‘baik’), dan sebagai pencahar (meningkatkan pembuangan
kotoran). Dengan demikian vitamin C akan menurunkan penyerapan kembali asam
empedu dan pengubahannya menjadi kolesterol. Vitamin C berperan menjaga
keseimbangan kolesterol dan trigliserida (keduanya adalah suatu jenis lemak
dalam tubuh), sehingga jika kadar keduanya meningkat, vitamin C dapat
menurunkan kadarnya. Sayang, hal ini hanya berlaku pada orang dengan kadar
kolesterol dan trigliserida yang tinggi.
Di samping itu, vitamin C sangat
penting untuk sintesis kolagen yang merupakan serabut kuat penyusun otot,
kulit, termasuk juga pembuluh darah. Jadi, jelas bahwa kekurangan vitamin C
akan melemahkan struktur pembuluh darah, jantung, dan otot jantung. Lebih jauh,
kekurangan vitamin C menyebabkan kerusakan susunan sel pada dinding pembuluh
darah arteri sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis.
Mitos tentang tubuh hanya dapat menyimpan
vitamin C dalam jumlah sedikit, sehingga konsumsi vitamin C dosis tinggi
(misalnya 1000 mg ) hanya sia-sia, rasanya kurang tepat. Vitamin C disimpan dan
dimanfaatkan tubuh secara fluktuasi (naik-turun), tergantung berapa banyak yang
tubuh perlukan dan hal ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan tubuh seseorang.
Seyogyanya, untuk kesehatan vitamin C dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Umumnya, konsumsi yang berlebihan akan
menimbulkan diare. Ini terjadi karena ada kelebihan vitamin C yang tidak
diserap tubuh sehingga menuju usus halus. Selanjutnya, vitamin C yang terlarut
di dalam usus halus akan menarik air di sekitar sel. Akibatnya, kotoran yang
keluar jenuh oleh air (lembek) dan inilah yang disebut diare.
Vitamin C
berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan setiap jaringan di dalam tubuh,
membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, yaitu LDL, dalam darah, membantu
menjaga integritas lapisan epitel tubuh dan pembuluh darah. Selain itu, vitamin
C juga diperlukan untuk perawatan gigi, tulang, dan tulang rawan.
Setiap jaringan tubuh yang mengalami
kerusakan membutuhkan perbaikan. Perbaikan itu ditunjang oleh pembentukan
kolagen dalam tubuh. Kolagen yang terbentuk akan melapisi jaringan yang rusak
tersebut sehingga dapat membantu proses penyembuhan. Vitamin C-lah
yang dapat membantu proses pembuatan kolagen ini. Kerusakan jaringan tubuh juga
dapat disebabkan oleh radikal bebas yang merupakan sisa hasil metabolisme yang
berbahaya di dalam tubuh. Karena dapat menetralkan radikal bebas ini, vitamin C
juga dikenal sebagai antioksidan. Zat lain yang juga dikenal sebagai
antioksidan adalah beta karoten.
C. Sumber Asupan Makanan yang Mengandung Vitamin C
Dosis konsumsi untuk vitamin C adalah
60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti
luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus
obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh
akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari
Berbeda dengan makhluk
hidup jenis lainnya, manusia dan primata jenis lainnya tidak dapat mensistesis
atau membuat sendiri vitamin C di dalam tubuh. Kita hanya dapat memperoleh
vitamin C dari mengkonsumsi makanan seperti buah dan sayuran;dan suplemen
lainnya, seperti:
Tabel
1.
Bahan Makanan yang mengandung Vitamin C
No
|
Sumber
Makanan
|
Jumlah
|
1
|
Buah
|
·
Stroberi 95 mg/100ml
·
Pepaya 85mg/100ml
·
Kiwi 75mg/100ml
·
Jeruk 70mg/100ml
·
Mangga 45mg/100ml
·
Nanas 24 mg/100ml
·
Semangka 15mg/100ml
|
2
|
Sayuran
|
·
Brokoli 60mg/100g
·
Tomat 35mg/100g
·
Kembang Kol 25mg/100g
·
Cabai hijau 120mg/100g
·
Kacang-kacangan 19mg/100g
·
Bayam 59 mg/1000g
·
Sawi 50mg/100g
|
Harus diingat bahwa cara
pengolahan makanan dapat mempengaruhi jumlah kadar vitamin C dan mineral
lainnya dalam makanan. Sifat vitamin C yang larut air dapat mengakibatkan
turunnya kadar vitamin C dalam makanan yang dicuci dan direbus terlalu lama. Kebutuhan minimal akan vitamin C berbeda-beda pada setiap
tingkat umur dan keadaan tubuh.
AKG vitamin C berkisar 60-90 mg/hari. AKG ini tergantung
kebutuhan tubuh seseorang juga dipengaruhi jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, aktivitas fisik dan stres, tetapi tidak terlalu jauh dari 100 mg/hari
untk vitamin C. Mari kita simak
penjelasannya di bawah ini:
Tabel 2.
Kebutuhan Vitamin C pada jenjang yang berbeda
No
|
Jenjang
Usia
|
Jumlah
|
1
|
Pada
anak-anak
|
·
0 – 6 bulan: 40 mg/hari
·
7 – 12 bulan: 50 mg/hari
·
1 – 3 tahun: 15 mg/hari
·
4 – 8 tahun: 25 mg/hari
·
9 – 13 tahun: 45 mg/hari
|
2
|
Pada
remaja
|
·
Wanita 14-18 tahun : 65 mg/hari
·
Pria 14-18 tahun : 75 mg/hari
|
3
|
Pada
dewasa > 19 tahun
|
·
Pria : 90mg/hari
·
Wanita : 75mg/hari
|
4
|
Pada
keadaan khusus lainnya terdapat peningkatan kebutuhan
|
·
Pada wanita hamil dan menyusui
·
Perokok
·
Orang yang sedang sakit dan mengalami
infeksi seperti demam dan batuk
|
D. Keuntungan dan Kerugian Konsumsi Vitamin C (kekurangan
dan kelebihan)
Pada umumnya tubuh kita
hanya menyerap vitamin C sangat sedikit, untuk itu kita perlu mengkonsumsi
bayak sumber makanan yang mengandung vitamin C. Apabila kita mengkonsumsi vitamin
C lebih dari kebutuhan minimal, kita akan memperoleh keuntungan seperti :
- Penurunan resiko terkena kanker saluran pencernaan
- Mempercepat proses penyembuhan luka
- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
- Menurunkan resiko terkena penyakit arterisklerosis (pengerasan dinding pembukuh darah), stroke, penyakit jantung koroner, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Meningkatkan jumlah zat besi yang dapat diserap kembali dari saluran pencernaan terutama pada ibu hamil sehingga menurunkan resiko anemia. Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat menurunkan pula resiko infeksi pada ibu hamil dan kelahiran bayi prematur.
- Menurunkan resiko terkena anemia yang disebabkan karena kehancuran sel darah merah yang terlalu cepat.
Kelebihan vitamin C dalam jumlah besar (megadose) dalam
tubuh akan dibuang melalui urin sesuai dengan sifatnya yang larut air.
Kelebihan vitamin C tidak akan disimpan di dalam tubuh sehingga setiap hari
kita membutuhkan konsumsi vitamin C yang baru. Selain itu kekurangan vitamin C
dapat menyebabkan penyakit sariawan/ skorbut
Akhir-akhir ini banyak iklan produk yang menawarkan kadar
vitamin C yang cukup tinggi.Selain keuntungan yang dapat diperoleh dengan konsumsi vitamin C dosis tinggi, adapula
beberapa hal yang tidak menguntungkan bagi kita bila mengkonsumsi vitamin C
berlebih yaitu :
- Konsumsi vitamin C lebih dari 2000mg/hari sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan lambung. Sifat vitamin C yang asam dapat merusak lambung terutama bila dikonsumsi sebelum makan.
- Menyebabkan diare dan produksi gas berlebih pada usus sehingga akan terasa kembung.
- Memperberat kerja ginjal.
a.
Gejala kekurangan vitamin C
Secara umum gejala awal kekurangan
vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan merusak pembuluh darah di bawah
kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin
C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala
selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan
dalam menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C
dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan
menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika
konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan
proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan. Jika dilihat dari aspek
usia, kekurangan vitamin C dapat berdapak sebagai berikut:
·
Pada
anak-anak yang giginya sudah tumbuh, maka gusi akan membengkak dan mengalami
pendarahan
·
Pada
orang dewasa biasanya terjadi pendarahan pada gusi, gingivilis, kaki menjadi
empuk, anemia, dan terjadi deformasi tulang.
Jika terjadi sariawan yang sudah akut,
maka dapat disembuhkan dengan mengkonsusmsi vitamin C 100-200 mg/ hari
b.
Gejala Keracunan Vitamin C
Gejala keracunan vitamin C adalah
mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini
juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang
berlebihan dan membentuk batu ginjal.
E. Kesimpulan
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut
dalam air, berguna dalam pembentukan kolagen dan golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Vitamin C merupakan vitamin yang mudah
rusak oleh panas, logam, alkali, oksidasi dan sebagainya. Penyerapan vitamin C
yang dilakukan oleh tubuh sangatlah kecil, untuk itu perlu asupan vitamin C
yang sesuai.
Fungsi dari vitamin C sendiri adalah dalam
metabolisme kolesterol dengan meningkatkan laju pembuangan kolesterol yang
dibuang dalam bentuk asam empedu (produk akhir kolesterol), meningkatkan kadar
HDL (kolesterol yang ‘baik’), dan sebagai pencahar (meningkatkan pembuangan
kotoran).
Vitamin C merupakan vitamin yang sumbernya
bayak terdapat pada bahan makanan, misalnya pada buah, sayur dan makanan
hewani. Namaun karena sifatnya yang mudah larut dalam air, maka ketika
mengalami pencucuian perlu diperhatiakan agar vitamin C-nya tidak terbuang
dengan air.
Konsusmsi vitamin C dalam tubuh sangatlah perlu, karena
mengingat tubuh kita sangat membutuhkannya. Namun jika konsumsinya berlebihan
atau kekurangan tentunya akan kurang baik bagi tubuh kita. Jika konsumsi vitamin
C berlebihan, maka menyebabkan diare dan
produksi gas berlebih pada usus sehingga akan terasa kembung. Karena tubuh
hanya sedikit menyerap maka akan di keluarkan melalui urin. Proses pengeluaran
urin tersebut terlebih dahulu melalui ginjal. Jika terjadi maka akan
memperberat kerja ginjal dalam pembentukan urin. Jika kekurangan vitamin C maka
akan mudah terserang sariawan, pendarahan pada gusi, dan sebagainya.
Referensi :
Sari, amalia. 2007.
Buah lebih baik dari pada Suplemen
vitamin C. www.shvoong.com [diakses tanggal 28 Februari 2011]
Setiawan, Felicia.
2008. Vitamin C yang berlebih, baik dan
kurangnya. www.tanyadokteranda.com [diakses tanggal 28 Februari 2011]
Wageningen University 2011. Vitamin
yang larut dalam air. www.food-info.net [diakses tanggal 28 Februari 2011]
0 komentar:
Posting Komentar
Hello Kawan!
Terima kasih atas kunjungannya ke halaman ini. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kawan semua.
Sebagai bentuk apresiasi, anda dapat meninggalkan komentar, saran atau pertanyaan
Terima kasih...